Puisi karya pribadi
Udara abu abu ( mardiyah ) Ku tak percaya kelekatu menyamai elang Singgah di kawah candradimuka sekalipun Betapa naifnya diriku Percaya kan lepas dari cengkraman Lengah dari tajamnya penglihatan Tak terkena secuil goresan Mempertajam nalar dan ingatan Betapa buruknya aku acuh tak acuh Negeriku istanaku bahkan pelitaku kan hancur Kesuamu tak lagi dipandang Lihatlah! Sentakan angin menjadi amukan Karbondioksida menjadi penguasa Abu abu waranya Tampak bersanding cakrawala Air mengalir pekat angin menari mengamuk Lahar tak kuasa Singgah di perut gunung Burung burung terbungkam Sayapnya patah rapuh kotor Burung burung tak sudi Menemani udara abu abu Melintasi langit berdebu Lihatlah! Udara abu abu menggilas paru paru Lihatlah! Pekatnya air mengalir di tenggorokkan Aku bukan kekasihMU Namun aku merasakan lemparan batu Aku bukanlah nuhmu yang tercampakkan di tengah laut Namun aku merasakan Dahsyatnya kekuatan air laut