Puisi ibu

                Kandil dalam do'a
                     (mardiyah)

Dengan kaderamu kau usung diriku
Dengan hatimu kau betbicara denganku
Kaulah ibu pertiwi,ibu indonesia
Ibuku tercinta......

Berdenyar denyar kasihmu dari sela sela jari
Bertalu talu langkahmu di bumi ini
Kau rengkuh diriku dari ilisi negeri baja

Di malam berulam kelam
Kau duduk dengan beribu angan di kepala
Akan kemanakah anakku?
Akan kemanakah diriku wahai tuhan?

Sujud sembah ananda
Dzikir daun daun di ranting mulia
Sholawat alam semesta
Mendo'akan ibuku tercinta

Allahummaghfirli dzunubi waliwalidayya warhamhumma kamaa robbyaanii shoghiiro

Kasihmu menderi dihatiku
Setiap katamu mendo'akanku
Wahai matin......
Wahai halim......

Jagalah ia dalam tunduhnya
Jagalah di setiap waktu berkelana
Wahai jabbar.....

Lihatlah kulitnya yang semakin lekat
Lihatlah rambutnya yang mulai memutih
Lihatlah tubuhnya yang semakin rapuh
Rapuh....rapuh memikirkanku

Walau citra mu diingkari oleh seribu petadaban
Kau takkan lahirkan seorang tuan
Engkaulah kandil dalam gelap
Sedang aku picisan

Kerut kulitmu memikirkanku
Ciut bola matamu menerawang masa depanku
Air matamu membayang jiwaku
Ripuh mu tiada terkira bagiku

Wahai ibu....
Bersyukur segala wujudmu

Engkau bukanlah penghuni kawah candradimuka
Engkau adalah ciptaan tuhan semata
Ibu luar biasa,ibu indonesia,ibuku tercinta.....

Do'a ku hanya untukmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI KERANG MUTIARA

MERENCANAKAN KEGAGALAN ATAU KEMENANGAN?

Puisi bulan dirgantara