Cerpen

Mardiyah

             LEKSA KUASA BAJA

   Tumpukan baja menghiasi sudut goa.Terkadang desir angin memecah bau panas baja dan menebarkannya.Dinom teramat sibuk menempa baja dengan kuat.Dinom menginggat betapa penting pekerjaanya.Dinom yakin jika pekerjaanya tidak selesai,ia akan mati terbunuh.
   Panas api seakan membakar wajah Dinom.Lengannya yang kuat dan berotot kini memiliki peran ganda.Selain menempa juga untuk menyeka keringat yang mengucur bagai darah di medan perang.Tangan Dinom begitu tebal.Sampai tanganya tidak terpental saat menyentuh baja panas.
   Bau panas baja yang menguar di dalam goa seakan menghibur Dinom yang resah.Dinom kawatir jika Otopus datang dan pekerjaanya belum selesai.Alunan tempaan baja sangat merdu di dalam goa.Dengan cekatan Dinom menyelesaikan pekerjaanya.Suara air yang mendinginkan baja panas terdengar jelas.Otot otot dinom semakin tampak saat ia mengosok gosokan amplas pada pedang baja hasil tempaanya.Baja yang awalnya hanya berbentuk balok diubahnya menjadi sebuah pedang panjang yang tak terkalahkan.Tak lama setelah Dinom meletakkan pedang diatas batu besar,Otopus datang.Tubuhnya besar,kulitnya hitam,lengannya berotot melebihi otot pada lengan Dinom.Otopus mengambil pedang diatas batu besar dan pergi tanpa mengucapkan apapun.Dinom menghela napas lega.
   Panas sisa sisa tempaan baja masih terasa di dalam goa.Bahkan Dinom belum selesai menyeka keringat yang bercucuran.Dinom mendengar suara seseorang berlari dari balik semak belukar di sebelah goa.Ternyata Sarkas,ia berlari masuk ke dalam goa dan terkulai lemas di hadapan Dinom.Sarkas bercerita apa yang terjadi di luar.Air matanya meleleh,menurutkan derajat lenganya yang berotot.Sarkas bercerita bahwa Otopus menyiksa Nely,adik sarkas sampai mati.Otopus memotong tangan kanan Nely dengan pedang Leksa.Leksa tertawa tak berdosa.Otopus tak peduli dengan Sarkas yang telah bersujud di hadapannya.Menyembah dengan harap rasa iba.
   Sarkas memohon bagai sampah yang pantas tertimpa batu di zaman megalithikum.Otopus juga mencongkel sebelah mata Nely.Leksa menarik rambut Nely.menyayat pipi sebelah kanan Nely.Sampai akhirnya Nely mati ditangan Leksa.
   "Nely tidak bersalah dinom!"Sarkas mengiba pada Dinom.     
   Dinom bertanya apa sebenarnya kesalahan Nely.Sarkas menjawab dengan yakin.Nely tidak sengaja menjatuhkan pedang leksa.
   "Sudahlah lupakan saja atau kau yang akan mati!"
   mendengar jawaban Dinom Sarkas merasa kesal.Tubuhnya yang lemas berbalur keringat berusaha berdiri dan berjalan meninggalkan goa Dinom meski harus tertatih.Perkataan Dinom seakan menyulut api di dada Sarkas.Sarkas tidak menyerah.Sarkas mencari ide untuk mengalahkan Leksa.
   Malapetaka semakin sering terjadi di sekitar sarkas.jiwanya bagai tersulut emosi level tinggi.Pikiranya yang mendidih,melelehkan wejangan wejangan Dinom untuk melupakan kejadian itu.
   Suatu malam Sarkas menyelinap dan mendengarkan percakapan Otopus dan Leksa.Beruntung! Sarkas bagai tertimpa hujan.Di tampar koran koran dengan berita mengejutkan.Sarkas mendengar bahwa kekuatan Leksa ada pada pedangnya.
   Akalnya yang tak begitu cerdik mulai bekerja.Sarkas mencari tahu tempat dimana Leksa membuat pedang.Dengan senyum sumringah,Sarkas mengingat Dinom.Ya,Dinom adalah pandai besi terbaik abad ini.Sarkas yakin Leksa membuat pedang disana.
   Sarkas berlari menuju goa.Desir angin seakan memberi semangat.Keringat yang jatuh seakan bersorak.Sampai di goa sarkas meminta Dinom untuk membuatkan pedang.
   "Aku ingin pedang seperti leksa!"Pinta sarkas kepada Dinom. 
   "Aku tidak akan membuatnya untukmu,aku tidak ingin kau terluka!"
   Sarkas kecewa.Sarkas tidak menyerah.Diambilnya satu pedang panjang di atas batu besar.Dengan emosi berkecampuk dan kegigihan konyol sarkas mendatangi Leksa.Menodongkan pedangnya tepat di depan mata kanan leksa.
   "Hai,beraninya kau.Takkan ku ampuni dosamu!"Leksa murka kepada Sarkas.
   Otopus cepat bertindak.Meraih pedang dari genggaman Sarkas.Otopos menyiksa sarkas habis habisan.Leksa sengaja tidak membunuh Sarkas sekaligus.Leksa ingin Sarkas merasakan siksaan setiap hari.Leksa mengurung sarkas di ruangan bawah tanah.
   Sarkas tidak pernah mendapat apapun.Pernah Sarkas mencoba kabur dan merampas pedang leksa,tapi lagi lagi Sarkas yang terkena siksa.Setiap hari Leksa menyiksa Sarkas.Bahkan mencongkel mata kanan Sarkas.Sarkas semakin lemah.Sarkas berpikir ia tidak akan mampu menghancurkan Leksa.Harapanya hancur.Setiap hari Sarkas hanya menggeliat dibalik kerangkeng berkarat.
   Sampai suatu pagi Sarkas mendengar suara teriakan.Sarkas paham bahwa itu adalah suara Leksa.
   "mengapa bisa berteriak?"otak udang sarkas berpikir otopus menyiksa Leksa.
   Sial! Sarkas seperti orang gila.Tiba tiba Leksa seakan terbanting dari pintu depan dan tertunduk dengan berlumur darah di hadapan Sarkas.Dengan perlahan Leksa mengangkat kepalanya.Belum sampai Leksa memperlihatkan wajahanya,pedang panjang menghunus punggung dan menembus dada Leksa.Sarkas tercenggang.Pria hebat mana yang berhasil membunuh Leksa.Pria itu datang di hapadan sarkas.Ternyata dia adalah Dinom.Dinom mengakui ia tidak berani melawan Leksa,tetapi ia lebih tidak berani melihat Sarkas menderita.
   "Dimana Otopus?"Sarkas menoleh kesana kemari.
"Dia sudah aku taklukkan di depan."Dinom menjawab sembari tersenyum.
   Goa goa seakan bersorak pada hari itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI KERANG MUTIARA

MERENCANAKAN KEGAGALAN ATAU KEMENANGAN?

Puisi bulan dirgantara